Elysa Dian Thamrin: Kuncinya, Terus Belajar dan Berdoa

Presdir Thamrin Group, Elysa Dian Thamrin (kanan) saat menerima penghargaan, akhir pekan lalu.

ONews, Palembang - Kiprah Elysa Dian Thamrin di dunia usaha tak perlu diragukan. Wanita berparas cantik itu membuktikannya lewat kesuksesan Thamrin Group.

Alhasil, Elysa, sapaannya, mendapat anugerah Inspirasi Woman Award 2018. Tapi, dia rendah hati. Elysa mengaku tak menyangka meraih award itu. Sebab, menurutnya, banyak wanita Sumsel berprestasi dan kiprahnya luar biasa.

“Ini menjadi motivasi untuk terus berkarya dan memberikan dampak positif, baik internal maupun eksternal, seperti energi positif yang diberikan RA Kartini,” kata Elysa kepada Sumatera Ekspres, akhir pekan, kemarin.

Secara internal, Elysa memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berkarya dan melakukan sesuatu dengan bijak. Sedangkan eksternal, presiden direktur Thamrin Group ini berikan program bermanfaat, seperti corporate social responsibility (CSR). Di sana, ada bantuan mesin dan berikan kesempatan besar kepada para siswa training (magang) mengeksplorasi kemampuan mengembangkan diri.

“Kami bekerja sama dengan 147 SMA-SMK di Sumsel untuk magang di tempat kami,” ujarnya.

Istri Virgo Riand itu memberikan mentorship. Tujuannya, membentuk karakter tanggung jawab dan leadership agar mandiri mengembangkan diri lebih baik dan maju, termasuk memanfaatkan media sosial dan internet.

Tidak hanya itu, dirinya juga terus mendorong UMKM yang ada di Sumsel berkolaborasi bersama pemerintah daerah.

“Kami berikan bekal bagaimana mereka bisa mengembangkan usaha lebih baik,” jelasnya.

Meski punya usaha cukup besar, Elysa mengakui, ada tantangan besar dan tentunya tidak mudah, yakni keyakinan memulai usaha. Sebab, adanya perasaan dan kekhawatiran takut memulai dan gagal.

“Saya pun mengalami itu. Kuncinya, terus belajar dan berdoa,” ucapnya tersenyum.

Katanya, ketakutan itu pasti ada. Namun, itu bisa dikikis dengan keyakinan dan fokus pada suatu hal yang akan dikerjakan. Kemudian, dirinya pun sebelum memulai, selalu mempersiapkan dengan baik dengan mencatat segala sesuatunya, termasuk kemungkinan terburuk (risiko). Lalu, melakukan mentoring sehingga bisa meminimalisasi hal-hal tersebut.

“Ini dapat mengurangi rasa takut. Paling tidak, sudah ada di koridor yang benar,” ujarnya.

Elysa mengaku mentoring penting untuk mengembangkan usaha guna mengarahkan kepada lingkungan positif. Ya, selain keluarga (orang tua), dirinya juga terus belajar dengan mengikuti berbagai program, baik lokal maupun internasional. Dengan begitu, ilmu perkembangan dan ilmu yang ada terus ter-update.

“Sebab, dunia ini tidak ada yang konstan, sangat dinamis, dan terus berkembang. Kalau hanya fokus pada satu titik dan tujuan, tentu akan tertinggal, karenanya perlu belajar mengikutinya,” tukasnya.

(net)


sumber: sumeks