Ini Penjelasan PTPN VII Cinta Manis Terkait Adanya Dugaan Pelanggaran

Asisten Kepala SDM dan Umum PTPN VII Cinta Manis, Abdul Hamid, S IP

INDRALAYA, OganPost.com

Pasca Inspeksi Mendadak (Sidak) yang dilakukan anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani di PTPN VII Cinta Manis belum lama ini, pihak perusahaan gula di Kabupaten Ogan Ilir (OI) tersebut akhirnya angkat bicara.

General Manager melalui Asisten Kepala SDM dan Umum PTPN VII Cinta Manis, Abdul Hamid mengatakan, tercatat ada 397 pekerja  yang bernaung pada perusahaan outsourcing PT PKSS, yang telah habis masa kontrak. Saat penandatanganan kontrak kerja awal, ada permintaan pekerja untuk direalisasikan tunjangan rumah, tunjangan bbm (bahan bakar minyak) dan cuti.

"Permintaan tersebut tidak bisa diakomodir karena tidak sesuai ketentuan perusahaan, makanya saat itu banyak pekerja yang hampir diputus kontraknya. Namun setelah berkomunikasi lebih lanjut, 392 pekerja tetap bergabung dan mengikuti peraturan yang ada, karena secara umum nanti hanya dipekerjakan saat giling saja yakni 6-7 bulan," jelas Abdul Hamid.

Sisanya, lanjut Hamid panggilan sapanya, tinggal 5 orang lagi yang masih belum bergabung dan masih menuntut, namun kelima pekerja tersebut masih tinggal diperumahan perusahaan hingga saat ini.

"Kita tidak bisa merealisasiakan tuntutan tersebut karena melihat kondisi perusahaan, dan hal itu juga tidak diwajibkan, ini hanya sebatas kebijakan perusahaan. Informasi terakhir hanya tinggal 2 orang yang masih tinggal diperumahan perusahaan, sisanya sudah pulang. Jadi saya kira tidak ada masalah lagi," bebernya.

Terkait informasi adanya pekerja yang belum terdaftar dalam asuransi BPJS Ketenagakerjaan, Hamid membantah hal tersebut, dirinya menjamin 100 persen jika semua pekerjanya terdaftar di BPJS, karena sejauh ini belum ada satupun pekerjanya yang komplain ataupun kesulitan dalam mengakses kesehatan.

"Memang saat kita di Sidak kemarin, pihak vendor outsourcing memberikan data yang belum valid, yakni data pada bulan desember 2016 belum ada bukti stor BPJS, itu dikarenakan keterlambatan gaji yang baru dibayar pada awal januari 2017 dan stornya setelah gaji dibayar. Jadi saya kira ini hanya miskomunikasi saja," terang Hamid. 

(frd)