Prabowo Sebut Tentara hingga Intelijen Unggul Aspek Penting Ketahanan Nasional

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat memberikan kuliah umum bertemakan “Urgensi Ketahanan Nasional dalam Kepemimpinan Nasional” pada Temu dan Rapat Kerja Nasional Forum Dekan Ilmu-Ilmu Sosial Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Minggu (3/7/2022).(Tim media Prabowo Subianto)


 

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebutkan, keberadaan tentara dan intelijen yang unggul menjadi aspek penting dalam mendukung ketahanan nasional dari sebuah negara. Selain faktor tentara dan intelijen, kehadiran aparatur sipil negara (ASN) dan polisi yang unggul juga berpengaruh terhadap ketahanan nasional.

 Hal ini disampaikannya saat memberikan kuliah umum bertemakan “Urgensi Ketahanan Nasional dalam Kepemimpinan Nasional” oleh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Minggu (3/7/2022).

“Keunggulan ini diperlukan untuk mengembangkan dan menjaga elemen-elemen kekuatan nasional Indonesia yang ada saat ini,” kata Prabowo dalam keterangan tertulis, Minggu.

Menurut Prabowo, keunggulan aspek tersebut dapat menjaga elemen-elemen kekuatan nasional berupa kekuatan geografi, demografi, sumber daya alam (SDA), politik, ekonomi, militer, dan psikologi.

Prabowo menegaskan, ketahanan nasional merupakan kondisi ideal yang dimiliki suatu bangsa untuk mengembangkan kekuatannya.

Dengan kondisi tersebut, negara bisa menghadapi berbagai ancaman yang datang mengganggu kelangsungan hidup bangsa, baik internal maupun eksternal.

“Aparatur sipil negara yang unggul. Excellent civil. Berarti guru-guru, dosen-dosen, harus unggul. Ilmuwan-ilmuwan, kepala desa, camat, bupati, gubernur, dirjen-dirjen, dan lain-lain,” ungkap dia.

Di samping itu, Prabowo juga menyampaikan bahwa sebuah bangsa tidak bisa digerakkan oleh satu orang saja.

 “Perlu kerja sama. Ini ingin saya tegaskan. Kalau di tingkat nasional kita memang tidak bisa lepas dari eksekutif, yudikatif, legislatif,” katanya.

“Tapi ada juga para pengusaha nasional, cendekiawan, pemimpin agama, ini yang menggerakkan sebuah bangsa,” imbuh dia.(KOMPAS.com)






 

 

No comments

Powered by Blogger.