Siapa Capres Pemberani Pilihan Jokowi di Pilpres 2024?

Jokowi terima 3 nama capres hasil Musra. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

JAKARTA -- Musyawarah Rakyat (Musra) relawan sudah menyerahkan tiga nama usulan calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024 kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).

Ketiga capres hasil Musra itu yakni bakal capres dari PDIP Ganjar Pranowo, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Jokowi yang hadir pada acara ini menerima tiga capres hasil Musra relawannya. Namun, ia belum memilih salah satu dari tiga usulan capres tersebut. Ia mengklaim enggan tergesa-gesa untuk memilih nama capres hasil Musra.

Meski belum memilih, Jokowi mengungkap kriteria presiden yang dibutuhkan Indonesia di masa mendatang. Salah satunya adalah sosok pemimpin berani.

Jokowi mencontohkan keberaniannya menyetop ekspor bahan mentah. Dia tetap melakukannya meskipun digugat Uni Eropa. Ia juga mengatakan pemimpin Indonesia harus bisa membangun strategi demi bisa bersaing dengan dengan negara lain.

"Saya titip kepada pemimpin berikut jangan takut digugat oleh negara mana pun. Kalau digugat, cari pengacara, lawyer terbaik agar kita menang," ungkap Jokowi pada Puncak Musra di Jakarta, Minggu (14/5).

Dari kriteria pemimpin Indonesia versi Jokowi itu, siapakah sosok capres yang akan dipilihnya nanti?

Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga berpendapat kriteria capres yang diucapkan Jokowi pada puncak Musra mengarah pada Prabowo.

"Mengamati tiga nama itu, kita harus jujur yang dapat masuk kategori pemberani itu Prabowo. Sinyal itu jelas," kata Jamiluddin kepada CNNIndonesia.com, Senin (15/5).

Jamiluddin berpendapat selama ini Prabowo kerap kali dicitrakan dan diklaim sebagai pemimpin yang berani. Namun, ia mengatakan Jokowi belum berani menyebut secara gamblang tokoh yang didukungnya lantaran kerap kali memainkan simbol politik secara tersirat.

"Sebab Pak Jokowi ini orang Solo, komunikasi indirect. Kita harus liat konteksnya dalam situasi apa beliau beri sinyal-sinyal itu," kata dia.

Di sisi lain, Jamiluddin mengatakan Jokowi sedang berupaya memainkan politik 'dua kaki' apabila nantinya mendukung Prabowo. Politik dua kaki dalam konteks Pilpres, kata dia, sebagai istilah seorang tokoh memberikan dukungan bagi dua kandidat yang berkontestasi untuk meraih keuntungan politik.

Ia menyebut Jokowi tak berani secara langsung dan frontal mengumumkan dukungannya bagi Prabowo. Hal ini dikarenakan Jokowi tak berani berkonfrontasi langsung dengan PDI Perjuangan, --partai yang membesarkannya-- yang sudah mendukung Ganjar Pranowo.

"Kalau kita liat nanti Pak Prabowo gandengan Airlangga, saya liat pak Jokowi ingin [mendukung] dua calon, baik Ganjar dan Prabowo," kata dia.

"Karena itu kalau dia misalnya ingin jagoan lain [selain Ganjar], tentu dilakukannya secara rapi, dan itu lebih pada main belakang," tambahnya.

Jamiluddin juga mengatakan tiga kandidat capres hasil Musra sudah dikomunikasikan oleh pihak panitia dengan Jokowi. Karenanya, ia beranggapan baik Ganjar, Prabowo dan Airlangga merupakan tokoh yang sudah mendapatkan restu Jokowi untuk maju Pilpres.

"Saya lihat tiga nama itu memang sudah restu Jokowi. Tinggal kita liat keberanian Pak Jokowi, apakah mau mendukung Prabowo?" kata dia.

Sikap Projo-Bara JP cerminan Jokowi
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago mengatakan kriteria capres yang diucapkan Jokowi mengarah pada Prabowo.

"Sinyal diberikan oleh Jokowi terhadap sosok pemberani dan lainnya ini kode yang didukung pak Jokowi ini bukan Ganjar, tapi Prabowo," kata Arifki.

Meski Jokowi belum memutuskan, Arifki mengamati sikap politik Jokowi akan terlihat dari dukungan para relawan utamanya saat ini, yakni Projo dan Bara JP. Projo dan Bara JP merupakan relawan besar pendukung Jokowi yang sudah terbentuk menjelang Pilpres 2014 lalu.

Ia mengatakan baik Projo dan Bara JP sampai saat ini belum menyatakan sikapnya bagi para capres yang akan berkontestasi di Pilpres 2024. Karena itu, ia meyakini sikap Projo dan Bara JP akan menjadi cerminan sikap Jokowi.

"Artinya di mana kah posisi Projo? Ketika Projo nanti dukung pak Prabowo, artinya dukungan Jokowi itu ke Prabowo, bukan ke Ganjar," kata dia.

Bila kondisi ini terjadi, Arifki berpandangan relawan Jokowi bisa terbelah. Satu sisi terdapat relawan yang mendukung Ganjar, di sisi lain mendukung Prabowo.

"Kalau kita liat, Projo ini kan secara politik berbeda. Ini menarik Projo, Bara JP. Tapi beberapa relawan Jokowi lainnya sudah mendukung Ganjar. Artinya di internal relawan pendukung Jokowi pun terbelah," kata dia.(CNN Indonesia)

No comments

Powered by Blogger.