Tidur dengan Lampu Menyala Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan

      Ilustrasi tidur.(PEXELS/ANDREA PIACQUADIO)

Beberapa orang mungkin merasa nyaman, jika tidur dengan kondisi lampu yang menyala. Namun ternyata, paparan cahaya ketika tidur bisa berdampak negatif pada kesehatan, salah satunya meningkatkan detak jantung serta mengganggu kadar gula darah. 

Hal tersebut didapatkan dari studi yang dilakukan sejumlah peneliti di Northwestern University di Chicago. Mereka menemukan bahwa paparan cahaya dalam buatan seperti televisi, alat elektronik, hingga lampu di malam hari bisa meningkatkan detak jantung saat tidur.

Selain itu, bahaya tidur dengan lampu menyala lainnya adalah mengganggu sistem metabolisme glukosa darah keesokan harinya,"Saya terkejut bahwa sejumlah kecil cahaya yang masuk melalui mata menuju otak masih memiliki efek yang sangat signifikan," ujar penulis studi di Northwestern University Dr Phyllis Zee, dilansir dari NPR, 

Temuan ini, kata dia, membuktikan studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa paparan cahaya buatan saat malam hari, bisa meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, serta sindrom metabolik. Dalam penelitian tersebut, para peneliti merekrut 20 orang dewasa berusia muda lalu menempatkan mereka di laboratorium selama 3 hari 2 malam.

Sepekan sebelum penelitian, peneliti mengevaluasi kebiasaan tidur peserta menggunakan alat untuk merekam gelombang otak dan buku harian.
 
Menurut studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences tahun 2022 ini, peserta penelitian diacak untuk mengambil bagian dalam salah satu dari dua kondisi tidur yaitu, kondisi cahaya kamar redup serta terang. 

Hasilnya menunjukkan, bahwa tidak seperti mereka yang menghabiskan dua malam dalam kamar redup, kelompok yang terpapar cahaya mengalami peningkatan detak jantung sepanjang malam. Zee menjelaskan penyebab detak jantung dan kadar insulin meningkat saat tidur dengan lampu menyala, kemungkinan disebabkan oleh munculnya gairah selama tidur.

Cahaya juga dapat memengaruhi jam sirkadian ataupun sekresi melatonin. Beberapa ilmuwan telah mengaitkan gangguan melatonin dengan sejumlah penyakit termasuk kanker, dan diabetes.

Kendati demikian, Zee dan timnya tidak menemukan bukti bahwa kadar melatonin menurun di antara orang-orang yang tidur dengan lampu menyala,"(Kondisi) itu mungkin mengartikan bahwa tingkat cahaya yang masuk ke mata tidak cukup terang untuk menekan melatonin," jelasnya. 

Di samping itu, mereka meyakini cahaya lampu saat tidur dapat mengaktifkan daerah otak yang mengatur sistem saraf otonom karena ada hubungan antara perubahan variabilitas jantung dan resistensi insulin. Untuk diketahui, sistem saraf otonom adalah bagian yang bertanggung jawab atas respons tubuh untuk melawan atau lari ketika dalam keadaan bahaya.

Pada saat tidur, sistem saraf ini seharusnya beristirahat ketika detak jantung dan pernapasan menurun. Selain itu, paparan cahaya lampu saat tidur mampu untuk mengaktifkan sistem saraf agar lebih waspada,"Studi ini adalah contoh penting tentang bagaimana paparan cahaya yang relatif redup dapat mengganggu siklus tidur-bangun kita," tutur peneliti dari University of California, Los Angeles (UCLA), Dr Chris Colwell.

Berkaitan dengan bahaya tidur dengan lampu menyaa bisa menyebabkan penyakit kronis, Colwell mengatakan bahwa beberapa studi menunjukkan hal serupa.

Lampu yang menyala saat tidur dapat mengganggu ritme sirkadian, membuat tubuh lebih sulit untuk mengatur kadar glukosa darah,"Ini hanya satu malam, jadi bayangkan jika Anda hidup seperti itu terus-menerus," ucapnya. 

Senada dengannya, profesor di Harvard Medical School Dr Charles Czeisler, berkata tidur dengan lampu menyala dapat meningkatkan risiko penyakit seperi resistensi insulin, diabetes, hingga masalah kardiometabolik. Misalnya, sebuah studi besar yang dipublikasikan di JAMA tahun 2019 terhadap lebih dari 40.000 wanita menemukan bahwa tidur dengan televisi atau lampu yang menyala, meningkatkan risiko naiknya berat badan hingga 4,9 kg selama lima tahun.



No comments

Powered by Blogger.