Syarifudin : OKI Salah Satu Penyumbang Cabai Terbesar Di Sumsel
OKI Kayuagung oganpost.com-Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi salah satu Kabupaten penyumbang cabai terbesar di wilayah Sumatera Selatan. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian OKI, Syarifudin disela-sela kegiatan panen raya cabai merah seluas 28 hektar di Desa muara Burnai I, Kecamatan lempuing Jaya OKI, Selasa 13 Oktober 2015.
“Setidaknya OKI memiliki 379 Ha lahan cabai, dan 28 hektarnya merupakan binaan BI selain itu, ada 58 hektar di muara burnai dan desa Sukapulih, kecamatan pedamaran sebanyak 45 hektar, ditambah lagi di jejawi yang merupakan swadaya masyarakat,” katanya.
Menurutnya, 2 hekatar cabai yang dipanen secara perdana adalah hasil binaan BI yang bekerja sama dengan Pemkab OKI.” Pengambangan pertanian cabai selain bekerja sama dengan BI, kita juga dibantu oleh APBN dan APBNP tahun 2015, di wilayah Desa sungai belida, kita berharap dengan hasil panen cabai yang cukup banyak ini, dapat menstabilkan harga cabai dipasaran,” terangnya.
Ditambahkannya, 379 ha lahan pertanian cabai di OKI berada di kecamatan lempuing, Lempuing jaya, pedamaran, Jejawi, pampangan, sungai menang dan beberapa kecamatan lainya.” Jenis cabai yakni Cabai lado, Laba, dan cabai lokal (cabai keriting), mudah-mudahan dengan panen perdana ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat menstabilkan harga cabai di pasaran,” jelasnya.
Senada, Kabit Bina Produksi Holtikultura Rusminah Sp M.Si mengatakan, cabe merah besar jenis lada ini merupakan kali pertama dipanen di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
“Luas lahan cabe yang mencapai 58 hektar akan bisa menghasilkan cabe, 6 hingga 8 ton cabe per hektarnya. Maka untuk luas 58 hektar diperkirakan akan bisa menghasilkan 348 hingga 464 ton,” jelas dia.
Kata dia, lahan cabe di Desa Muara Burnai 1 ini seluas 28 hektar yang merupakan binaan dari BI, dan 2 hektar dibantu pemerintah serta 30 hektar swadaya masyarakat dari kelompok tani sumber tani dan kelompok tani rukun makmur. “Bantuan yang telah diberikan diantaranya bibit, pupuk, mulsa dan kapur,” ungkapnya.
“Ini panen cabe pertama, dan ini akan jadi percontohan lahan cabe terluas. Diharapkan dengan panen cabe ini akan bisa membantu para petani dan dapat menstabilkan harga di pasaran,” ujarnya lagi.
Sementara itu Kepala Bank BI Sumsel, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, pengembangan pertanian cabai merupakan salah satu upaya BI agar gairah petani terhadap komoditi cabai makin meningkat.” Selama ini harga cabai merah secara nasional masih fluktuatif, kalau harganya naik sangat tinggi sekali, sementara kalau turun sangat rendah, ini adalah wujud upaya nyata BI untuk menstabilkan harga cabai,” katanya.
Bank Indonesia menurut Ponco sangat konsen dalam pembinaan dan pengembangan pertanian komoditi cabai dan bawang merah, “Pembinaan terus dilakukan agar harganya bisa stabil, Selama ini cabai banyak dipasok dari pulau jawa, sehingga membuat harganya fluktuatif, dengan adanya pengambangan di Lokal, terutama di OKI kita berharap kedepan harganya bisa stabil,” terangnya.(andi)
No comments