Sri Mulyani Tak Risau Suku Bunga Acuan Naik

Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakini kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin pada bulan ini tak akan mengganggu pemulihan ekonomi. (CNN Indonesia/ Andry Novelino).

JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakini kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin pada bulan ini tak akan mengganggu pemulihan ekonomi. Menurutnya, pondasi perekonomian dalam negeri sudah cukup kuat. Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu yang sudah positif dan kuartal II dan II 2022 yang tumbuh di atas 5 persen.

"Kemarin pemulihan ekonomi cukup kuat, jadi dalam hal ini kita melihat masih cukup," ujar Sri Mulyani usai Rapat Badan Anggaran, Selasa (22/8).

Ia juga meyakini keputusan yang diambil BI sudah pasti mempertimbangkan inflasi akibat kenaikan berbagai harga bahan pokok yang terjadi belakangan ini. Seperti harga telur, ayam, hingga cabai.

"Jadi itu pasti keputusan yang dilakukan BI sudah membuat perhitungan yang terbaik dari berbagai faktor. Sama seperti pemerintah tadi, faktornya banyak banget yang dilihat," imbuhnya.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/BI 7DRR) menjadi sebesar 3,75 persen pada Agustus 2022. Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing menjadi 3 persen dan 4,5 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kebijakan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi ekonomi global maupun domestik. Dari sisi global, Perry menilai proses pemulihan ekonomi akan terganggu di tengah lonjakan inflasi dan kebijakan moneter di beberapa negara.

"Ekonomi global berisiko tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, disertai dengan peningkatan risiko stagflasi dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan," ucap Perry.(CNN indonesia)


No comments

Powered by Blogger.