Disinyalir Ada Dugaan Pungli Di SMAN 13 Palembang !!! Ini Penjelasan Kepseknya

PALEMBANG oganpost.com-Disinyalir adanya dugaan Pungutan Liar (Pungli) uang senilai Rp.425.000 yang tidak disertai kwitansi maupun tanda terima lainnya di SMAN 13 Palembang saat Penerimaan Siswa Baru (PSB), pasalnya info yang didapat dari sumber yang bisa dipercaya menyebutkan  pungutan Uang Rp.425.000 itu buat pertama untuk Asuransi dan kartu pelajar (3ThX70.000) Rp.210.000,kedua untuk buka buku rekening Bank Tabungan Simpanan Pelajar (SIMPEL) Rp.100.000,ketiga diperuntukan untuk Simpanan Pokok Koperasi Rp.50.000 dan keempat untuk pembelian Sampul Raport Rp. 65.000.

Terkait hal dugaan praktik pungli di SMAN 13 Palembang ini, Hari salah satu aktivitas Provinsi Sumatera Selatan saat dimintai tanggapan mengatakan jika benar adanya pungutan uang senilai Rp. 425.000 tanpa ada  kwitansi atau bukti pembayaran yang sah dari pihak sekolah maka disinyalir pihak sekolah telah melakukan pungli dan itu tidak dibenarkan oleh siapapun," Apalagi salah satunya buat pembelian sampul Raport, kenapa harus dibebankan kepada peserta didik dan kenapa tidak dibebankan menggunakan dana BOS ini yang jadi pertanyaan kita," ujarnya.

Sambung dia, jangan jangan, pembelian sampul raport dibebankan kepada calon peserta didik namun di LPJ menggunakan dana BOS oleh oknum  yang tidak bertanggung jawab," Kita selaku kontrol sosial harus mengawal dugaan pungli ini, dan ini harus diklarifikasi oleh pihak sekolah dan inspektorat Provinsi Sumatera Selatan agar info yang kita terima tidak simpang siur dan bisa kita pertanggungjawabkan,"tuturnya.

Terpisah Ridwan Nawawi, S.Ag M.Si selaku kepala SMAN 13 ketika dikonfirmasi  menbenarkan adanya pungutan uang saat PSB kepada siswa sebesar Rp 425.000,"Iya memang benar uang sebesar Rp 425.000 kita minta kepada siswa, yang pertama untuk Asuransi dikarenakan banyak murid-murid yang mengunakan kendaraan bermotor,ketika ada kejadian dijalan sekolahkan tidak bisa membantu menangani atau pembiayaan kalau ada kecelakaan, ya kalau dari anak yang orang tuanya mampu enak, tapi kalau yang tidak mampu susah,maka inisiatif dan disetujui oleh mereka untuk di asuransikan dan disitu juga dapat kartu pelajar," jelas Ridwan Nawawi di ruang kerjanya saat dikonfirmasi awak media, kamis (2/2/2023)

Ridwan juga menyebutkan, uang asuransi itu sebesar Rp 70.000 x 3 tahun biar tidak repot untuk perpanjangan, disitu dari pihak asuransinya memberi kartu dan katanya mereka juga akan mendapatkan kartu perpustakaan, kemudian uang tabungan sebesar Rp 100.000, jadi anak anak yang sudah sudah diterima di perguruan tinggi negeri banyak yang tidak mengambil karena menyangkut pembiayaan.

"Jadi kita untuk mengantisipasi itu lewat tabungan yang kerja sama dengan pihak bank Sumsel dan ada MoUnya, selama anak belum keluar dari sekolah tabungan ini tidak boleh diambil /ATMnya ditahan oleh pihak bank, siswa harus aktif menabung dan tabungan itu boleh diambil setelah mereka tamat," jelas Ridwan

Tambah Ridwan, untuk sampul Rapot, karena kemarin kurikulum masih K13 jadi sampai sekarang masih dalam bentuk lembaran, maka ada sampul Rapot agar tidak tercecer, harga sampul Rapot itu Rp 65.000,"Mengapa tidak di BOS, karena kita kemarin belum ada komite jadi kita bebankan kepada peserta didik, karena kegiatan kita banyak jadi dana BOS tidak cukup, karena dana BOS itu banyak kegiatannya dan tidak bisa mengkaper itu sementara komite tidak ada jadi dibebankan kepada mereka," ungkap Ridwan.(Dian Putra)

No comments

Powered by Blogger.