Dinsos Muba Deportasi 6 Anak Punk

MUBA,ogan post-com-Dinas Sosial Deportasi 6 anak punk yang dijaring Satuan polisi Pamong Praja Kabupaten Musi Banyuasin senin (2-2) di simpang pahlawan kelurahan kayuara Kecamatan sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Pukul 06.30 WIB sedang mengamen mereka ditangkap karena menurut laporan masyarakat membuat resah apalagi penampilan mereka yang seram demikian diungkapkan kasat Pol PP Kabupaten Muba Jhoni Marthonan Melalui Kasi penyidik Efriansyah usai melakukan BAP.

Masih kata dia, penjaringan ini di lakukan berdasarkan info dari masyarakat bahwa resah dengan anak punk ,”Kami sudah satu minggu melakukan penelusuran dan akhirnya kami menjaring 6 remaja dibawah umur yang diduga anak punk,”terangnya.

Lanjut dia,rata rata yang terjaring dibawah umur, bahkan ada yang masih sekolah, ke-6 remaja bernama satria dari sukamoro, Ipan dari bandung, Krisna dari air batu, andre dari air batu,ida apriyani km 12, Mida dari pasir putih,”mereka akan diberi pembinaan kemudian kami serahkan remaja ini ke dinsos dengan harapan mereka tidak mengulangi lagi apalagi mereka memliki keluarga dan rumah, kedepan tindakan kami bukan sampai disini kami akan melakukan patroli rutin demi menciptakan keamanan dan ketetraman,”ujarnya..

Amran,S.Pd MM, Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial mengatakan untuk hasil jaringan Pol PP pihaknya akan melakukan pembinaan, sesudah itu akan mengembalikan meraka ke tempat asal (Deportasi),” rata- rata anak Punk ini mereka bukan warga Muba dan berasal dari Banyuasin,unukt melakukan pembinaan secara mendalam seperti memberikan tempat tinggal kami tidak bisa karena kita belum memiliki tempat bahkan belum ada payung hokum,”paparnya.

Jika mereka asli warga Muba dan dibawah umur mereka akan di letakan di panti asuhan namun jika masih bisa menampung, bila mereka bukan asli Muba maka akan di kembalikan,”untuk biaya pulang akan ditanggung dinas sosial, untuk 2015 wacana graha sosial belum bisa terwujud tahun ini sebab kita baru melakukan DED,tentunya harap kita dapat rampung dan selesai sehingga masalah sosial dapat teratasi,’ungkapnya.

Sedangkan Satria Sukamoro anggota diduga punk mengatakan mereka melakukan perjalan baru satu minggu lebih tujuannya untuk mencari jati diri dan menumbuhkan aspresiasi diri berupa seni, dan ini merupakan ungkapan kebebasan kami,”Jika di bilang meresahkan tentu kami tak menerima dan menolak anggapan tersebut,bukannya kami yang melakukan kekerasan bahkan anggota kami perna dianiaya dan hp kami di ambil dan untung ada yang menolong,satu hp kembali, jika mengamen kami tidak pernah memaksa dan kami selalu memprioritaskan moto kami salam satu jari,”tuturnya.(sof)

1 comment:

Powered by Blogger.