Ratusan Massa Laporkan Kecurangan Opi-Ilyas

Tampak Ratusan Massa dijaga aparat kepolisian
OI Indralaya oganpost.com-Pasca Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Ogan Ilir (OI) beberapa hari yang lalu, suasana Pilkada OI masih terus memanas. Ratusan massa dari Paslon Bupati nomor urut 1 Helmy-Muchendi menggeruduk kantor Panwaslih OI guna menyampaikan laporan dugaan pelanggaran Pilkada yang terjadi dibumi caram seguguk itu.

Tuntutan Paslon 1 ini meminta agar Pilkada OI diulang karena dianggap cacat hukum dan banyaknya money politik yang terstruktur, massif dan sistematis. Ketua tim pemenangan Paslon 1 Hilmin mengaku saat ini pihaknya mengajak sekitar 200 orang dari 16 kecamatan yang merupakan saksi dugaan money politik yang dilakukan Paslon nomor urut 2 Opi-Ilyas.

Dikatakan Hilmin ratusan orang yang dibawanya saat ini siap bersaksi jika benar Paslon Opi-Ilyas telah melakukan politik uang untuk mempengaruhi pemilih,"Disini kami juga membawa bukti secara tertulis dan uang yang diberikan tim Paslon Opi-Ilyas kepada pemilih. Kami meminta pihak Panwaslih untuk segera mengambil tindakan tegas terkait hal ini," ujarnya.

Pada point kedua Hilmin menganggap Pilkada OI cacat hukum dan tidak sah, dibeberkannya sejak jauh-jauh hari pihaknya telah menggugat terkait keabsahan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang bermasalah hingga puluhan ribu namun masih tetap dipaksakan oleh pihak KPUD OI.

"Dari laporan-laporan yang kita sampaikan ini sudah sangat jelas DPT ini bermasalah, terjadi banyak pelanggaran saat pemungutan suara, dan ada yang ditemukan pemilih hingga dua kali mencoblos. Jadi kita anggap Pilkada OI tidak sah dan banyak kecurangan disana sini," tegas Hilmin.

Jadi lanjut Hilmin, pihaknya menuntut keras agar Pilkada OI diulang yakni dengan menyusun kembali DPT mulai dari tingkat terbawah yakni KPPS,"Kita juga menembuskan laporan ke Bawaslu, berharap Bawaslu bisa memonitor lansung sengketa Pilkada dikabupaten OI. Kita berharap Pilkada Oi berjalan dengan bersih tapi nyatanya banyak sekali kecurangan yang terstruktur, massif dan sistematis," ucapnya.
Ratusan Massa dari Paslon 3 Sobli-Taufik

Sementara selang beberapa menit, ratusan massa Tim Paslom nomor urut 3 Sobli-Taufik juga mendatangi kantor Panwaslih OI guna melaporkan dugaan kecurangan yang dilakukan Paslon nomor urut 2 Opi-Ilyas. Ketua tim Paslon 3 Yaprudin mengatakan sebanyak 30 orang saksi dari 16 kecamatan dibawanya kekantor Panwaslih untuk memberikan keterangan dugaan money politik yang dilakukan Paslon nomor urut 2.

"Kami membawa 30 orang saksi yang siap bersumpah jika mereka disogok oleh Paslon 2 untuk memilihnya. Kami juga menyampaikan bukti-bukti yang dibutuhkan mulai dari rekaman video dan uang pemberian dari Paslon nomor 2. Kami meminta pihak Panwaslih dapat objektif menangani kasus ini dan transparan, kalau bisa disanksi tegas dengan mendiskualifikasi Paslon 2," tegas Yaprudin.

Masih katanya, pihaknya juga menganggap penyelenggara Pilkada OI seperti KPUD OI dan Panwaslih OI tidak bekerja dengan optimal dalam menyelenggarakan pesta demokrasi 5 tahunan itu, karena menurutnya sejak jauh-jauh hari sebelum pencoblosan sudah banyak terjadi dugaan money politik tapi tidak ditanggapi sama sekali.
Bukti money politic dari Paslon 2 Opi-Ilyas

"Maka disini kami meminta kenetralitasan penyelenggara untuk menindak lanjuti laporan kami, siapa yang salah katakan salah, siapa yang benar katakan benar, jangan ada tebang pilih. Kemarin saya lihat Paslon 2 melapor tidak ada yang menghalangi, ini kok kami melapor coba dihalangi," kata Yaprudin saat hendak membawa 30 orang saksi tapi hanya diperbolehkan 6 orang saja yang masuk kekantor Panwaslih OI.

Pantauan tampak ratusan personel Polres OI menjaga ketat halaman masuk Kantor Panwaslih OI. Ratusan massa yang berasal dari Paslon nomor urut 1 dan 3 hanya diperbolehkan berdiri dengan radius 200 meter saja dari kantor Panwaslih OI. Hanya beberapa perwakilan saja yang boleh memasuki kantor Panwaslih OI.(frd)

No comments

Powered by Blogger.