Guru Cabul Pegang Payudara Siswinya

Ilustrasi
OI Indralaya oganpost.com- Tindakan asusila dan amoral yang dilakukan seorang guru terhadap muridnya akhir-akhir ini semakin marak terjadi,tindakan memalukan tersebut kini terjadi di SD Negeri 1 Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir (OI) Sumsel, yang dilakukan oleh Sirajudin (60) salah seorang Guru Kelas di sekolah setempat.


Oknum guru yang diketahui akan pensiun pada bulan April 2016 mendatang ini, diketahui telah melakukan pelecehan sex dengan cara memegang payudara dua orang siswinyi. Yakni SL dan ST pada selasa (15/3) dan Rabu (16/3), bahkan ST sudah dua kali dipegang payudaranya oleh guru bejat tersebut.Parahnya lagi, tindakan cabul itu dilakukan di ruang kelas saat proses belajar mengajar berlangsung, dan diketahui murid-murid lainnya yang ada di kelas.

Ketika dikonfirmasi di rumahnya pada Sabtu (19/3), Saipul (45) orang tua SL menuturkan, dirinya mengetahui peristiwa memalukan tersebut dari penuturan anaknya saat pulang sekolah,"Saat pulang sekolah pada Rabu lalu anak saya berbicara dengan istri saya, anak saya bertanya apakah kalau dipegang payudara bisa menyebabkan hamil, mendengar pertanyaan tersebut istri saya kaget dan bertanya ada apa, lalu anak saya menceritakan apa yang dialami dirinya dan temannya tersebut," tutur Saipul.

Lanjut Saipul, setelah mendengar pengakuan anaknya itu esok harinya dia dan orang tua ST langsung ke sekolah untuk menanyakan perihal yang dialami putri mereka.,Awalnya dia (Sirajudin) tidak mengakui apa yang sudah dilakukannya pada putri saya dan menganggap semua itu fitnah, namun akhirnya dia mengakui perbuatannya dan mengaku khilaf, setelah itu akhirnya dilakukan perdamaian dan saya memaafkan apa yang dilakukan pelaku," tambahnya.

Masih katanya, setelah kejadian tersebut anaknya merasa malu dan minder karena sering diejek teman-temannya, khawatir dapat mengganggu mental anak dan tak ingin kejadian serupa terulang kemabali, dan guna memberikan pelajaran kepada guru yang bersangkutan, akhirnya kasus pelecehan tersebut dilaporkan Saipul ke Polres OI.

"Kasus tersebut sudah saya laporkan ke Polres OI, sekarang tinggal menunggu proses hukum selanjutnya, saya harapkan kejadian ini tidak terulang lagi kedepan, dengan kejadian ini kami sekeluarga sangat terpukul" bebernya.

Sementara, ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya Kepala SDN 1 Payaraman, Rumhadi mengakui apa yang dilakukan Sirajudin, namun dirinya mengatakan permasalahan tersebut sudah selesai dan kedua belah pihak sudah berdamai.

"Kasus pelecehan tersebut memang benar, sebagai pimpinan saya juga merasa malu, namun kedua belah pihak sudah berdamai jadi saya rasa sudah selesai masalahnya, kalau mau diberitakan silahkan beritakan," cetusnya dengan nada sinis.

Menanggapi hal tersebut Kacabdin Pendidikan Payaraman, Jamaluddin Hamim berharap masalah yang ada sekarang jangan dibesar-besarkan dan tidak usah dipublikasikan, karena ini aib bagi dunia pendidikan.

"Saya harap masalah ini tidak usah diekspose di media massa, masalah pernyataan Kepala SDN 1 Payaraman yang "menantang" untuk diberitakan itu jangan dihiraukan, mungkin beliau sedang capek atau banyak fikiran saja, kalau mau minta konfirmasi lebih jelas silahkan temui pelaku dan keluarga di rumahnya," pungkas Jamal.

Senada dengan Jamal, ketika dikonfirmasi di kediamannya, salah seorang anggota keluarga Sirajudin, H.Mulwani mengakui kasus yang menimpa keluarganya tersebut, dirinya berharap agar kasus ini tidak dipublikasikan.

"Saya sudah menemui orang tua korban, dan orang tua korban mau menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, jadi saya berharap masalah ini jangan sampai terpublikasi di media massa karena ini merupakan aib dan musibah bagi keluarga kami," harapnya.

Sementara, salah seorang aktifis pemuda di Ogan Ilir, Kitum (40) sangat menyayangkan peristiwa pelecehan yang dilakukan oknum guru tersebut. Dikatakan dia, apa yang terjadi sekarang sudah merusak citra pendidikan dan membuat mau korban dan keluarganya.

"Saya sangat menyayangkan hal ini, ini sudah melanggar kode etik guru dan merusak citra pendidikan, apalagi ulah nakal dilakukan pelaku ke dua orang muridnya, jadi ini bukan khilaf tapi sengaja, karena kalau khilaf itu cuma sekali," pungkasnya.

Saat awak media hendak konfirmasi langsung perihal tersebut kepada pelaku, Sirajudin sang oknum tersebut tidak menunjukkan batang hidungnya, awak media hanya diterima perwakilan keluarga sang oknum guru.

Apa yang dilakukan pelaku tersebut tentunya selain merusak citra pendidikan juga mempermalukan keluarga dan dirinya sendiri, nama baik sebagai orang terpandang di desanya rusak seketika karena ulah bejatnya sendiri. (arie)

No comments

Powered by Blogger.