Fakta-fakta OTT KPK di Semarang: Suap Proyek TLO, Tangkap Pejabat DJKA

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah rampung menggelar Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Jakarta dan Semarang pada Selasa (11/4).

JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah rampung menggelar Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Jakarta dan Semarang pada Selasa (11/4). OTT KPK di Semarang tersebut berkaitan dengan kasus dugaan korupsi di wilayah Balai Teknik Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Jawa Tengah.

CNNIndonesia.com merangkum sejumlah fakta terkait kasus dugaan suap yang baru ditindak dalam OTT KPK di Semarang. Sejumlah pihak telah dibawa ke Gedung KPK, Jakarta, Rabu (12/4).

Kasus suap tender TLO Tegal

OTT yang digelar tim KPK di Jakarta dan Semarang ini berkaitan dengan kasus dugaan suap pihak swasta kepada pejabat pembuat komitmen (PPK) di Jawa Tengah terkait paket pekerjaan tender track layout (TLO) Stasiun Tegal.

"Dugaan suap dari pihak swasta kepada PPK terkait paket pekerjaan TLO Tegal," ujar sumber CNNIndonesia.com di internal KPK.

Proses penegakan hukum ini dilakukan KPK menindaklanjuti laporan dari masyarakat perihal dugaan penyerahan uang yang melibatkan pejabat DJKA Jawa Tengah.

Kepala BTP ditangkap

Tim penindakan KPK menangkap sejumlah pihak dalam OTT di Jakarta dan Semarang tersebut.

"Ada beberapa yang ditangkap, di antaranya pejabat balai DJKA Jateng, pejabat pembuat komitmen/PPK proyek pekerjaan perkeretaapian dan pihak swasta," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri.

Berdasarkan sumber CNNIndonesia.com, salah satu pihak yang ditangkap ialah Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjaya.

"Telah diamankan para pihak di Semarang: Bernard selaku PPK, Putu selaku Ka Balai DJKA Jateng, Ani, Yanto, Yuni selaku Bendahara Balai Jateng. Diamankan di Jakarta: Muhamad, Dion (swasta) dan Fadly (PPK)," ujar sumber tersebut.

Uang ratusan juta

Tim penindakan KPK menemukan uang tunai ratusan juta rupiah dan ATM berisi uang ratusan juta rupiah serta mata uang dolar AS dalam OTT di Semarang, Selasa (11/4).

"BB [barang bukti] uang sementara kurang lebih Rp350 juta, serta ATM berisi sekitar Rp300 juta, uang sebesar Rp900 juta untuk PPK Makassar dan US$20.000 untuk pihak lain. Saat ini masih dimintai keterangan di Polrestabes Semarang," ujar sumber CNNIndonesia.com.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengonfirmasi temuan barang bukti tersebut.

"Uang-uang yang diamankan sebagai bukti dalam bentuk rupiah dan mata uang asing," kata Ali.

Respons Kemenhub

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan siap membantu KPK dalam menangani kasus dugaan korupsi yang menyeret pejabat DJKA Jawa Tengah tersebut.

"Kementerian Perhubungan sangat mendukung berbagai upaya untuk memberantas korupsi," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati lewat keterangan tertulis.

Meskipun begitu, Adita mengaku belum mendapat informasi resmi dari KPK maupun pihak lainnya mengenai OTT terhadap pejabat DJKA di Semarang. Para pihak yang ditangkap dalam OTT dimaksud sudah tiba di Gedung Merah Putih KPK untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), KPK mempunyai waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum para pihak yang ditangkap tersebut.(CNN Indonesia)


No comments

Powered by Blogger.