Penderita Diarae Di OKI Meningkat

KAYUAGUNG OKI - Warga di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mulai kesulitan air bersih sejak sebulan terakhir ini dan banyak yang terserang diare. Penyebabnya air Sungai Komering yang menjadi andalan warga OKI mulai menyusut dan keruh bahkan, sumber air bersih dari sumur gali pun mulai mengering.

Untuk kebutuhan sehari-hari warga terpaksa membuat saringan air secara tradisional dengan membuat lubang di beberapa bagian pada ember cat kemudian dimasukkan kerikil, pasir dan satu buah karung beras. “Beginilah cara yang kami lakukan saat kesulitan untuk mendapatkan air bersih, itupun harus menunggu berjam-jam,” ujar Dina salah seorang warga Sesa Muara Baru, Kecamatan Kayuagung.

Sementara bagi warga yang berkecukupan mereka lebih memilih untuk membeli air PAM ketimbang harus susah payah membuat saringan.Keadaan ini, membuat masyarakat di Kabupaten OKI banyak yang menderita penyakit diare. Berdasarkan trafik peningkatan penderita diare di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung penderita diare meningkat hingga 30%. 

Namun pihak rumah sakit belum bisa memberikan data secara rinci berapa jumlah pastinya. "Pasien diare meningkat sekitar 30% dari biasanya, tapi kita belum mendata secara terperinci berapa jumlahnya yang jelas meningkat, " ujar Direktur RSUD Kayuagung, dr Fikram.

Menurutnya, penyakit diare ini kebanyakan menyerang anak-anak usia dibawah 15 tahun. Hal ini dikarenakan anak-anak sangat rentan terserang penyakit ini, bukan hanya anak-anak tetapi orang dewasa juga bisa terserang diare. Selain itu, lanjut dia, untuk kebersihan lingkungan rumah yang tidak terjaga, terutama untuk kebutuhan makanan dan air minum yang kurang bersih juga biasanya menjadi penyebab terjangkit diare.

Kepala Dinas Kesehatan OKI, HM Lubis menambahkan, peningkatan jumlah penderita diare bukan hanya di RSUD akan tetapi hampir diseluruh puskesmas mengalami peningkatan jumlah penderita,"Jumlah pasien diare yang berobat ke Puskesmas juga meningkat, untuk itu kita himbau kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi air sungai," ujarnya.

Menyikapi hal tersebut Kepala Bidang Pengkajian Dampak Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup (BLH) OKI, Husin Asnawi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan seperti apa kualitas air yang ada di Sungai Komering. Karena sejauh ini belum ada penelitian. Dikatakannya, mengenai banyaknya masyarakat yang menderita penyakit diere akibat mengonsumsi air sungai pihaknya belum mendapatkan laporan. (san)

No comments

Powered by Blogger.