BPOM Ujicoba Formalin Pahit

Penyuluhan BPOM : Tampak Kabid Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BPOM Palembang Tedy Wirawan MSi Apt, berikan Penyuluhan Keamanan Pangan bagi pengurus organisasi wanita dalam Kabupaten Muaraenim tahun 2016 di gedung Putri Dayang Rindu Muaraenim, Kamis (15/9).


MUARAENIM, oganpost.com - Untuk mengurangi penyalahgunaan bahan Formalin untuk campuran makanan dan minuman, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), akan mengeluarkan produk formalin pemahit.

"Kami mohon maaf, mungkin nanti ujicoba formalin tersebut di Jawa Barat dan Sumsel," ujar Kabid Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BPOM Palembang Tedy Wirawan MSi Apt, disela-sela kegiatan Penyuluhan Keamanan Pangan bagi pengurus organisasi wanita dalam Kabupaten Muaraenim tahun 2016 di gedung Putri Dayang Rindu Muaraenim, Kamis (15/9).

Menurut Tedy, formalin pemahit tersebut adalah formalin yang ditambahkan bahan pemahit. Tujuannya jika ada masyarakat yang masih bandel menggunakan formalin dalam campuran makanan dan minuman maka rasa makanan dan minuman tersebut akan terasa pahit sehingga konsumen akan kapok membeli makanan atau minuman tersebut. Dan itu juga sebagai penanda jika makanan atau minuman tersebut terindikasi mengandung formalin. Dan rencananya formalin pahit tersebut akan diujicobakan di Provinsi Sumsel dan Jawa Barat, karena di daerah Sumsel dan Jawa Barat yang paling banyak ditemukan kasus peredaran makanan dan minuman yang mengandung Formalin.

"Jadi jika kita makan, makanan tersebut terasa pahit, maka masyarakat tidak mau memakannya lagi, dan itu menandai jika makanan tersebut berformalin," ujarnya.
 
Dari beberapa kasus yang ada, kata Tedy, formalin sering ditemukan dalam mie basah, ikan, tahu dan lain-lain, yang gunanya supaya makanan tersebut lebih tahan lama. Padahal formalin ini biasa digunakan untuk pengolahan kayu dan pengawet mayat. Namun akhir-akhir ini, juga sering digunakan oleh peternak ayam.
 
Selain formalin, lanjut Tedy, ada juga bahan berbahaya lainnya yang sering digunakan masyarakat didalam makanan atau minuman seperti boraks/bleng/pijer/air ki, yang jika digunakan untuk makanan basah bisa mengenyalkan memperbaiki tampakan, dan kalau makanan kering untuk merenyahkan. Lalu, Rhodamin B dan Methanil Yellow, untuk membuat warna makanan atau minuman menjadi lebih mencolok sehingga menarik konsumen untuk membeli.
 
Untuk itu, sambung Tedy, masyarakat kedepan harus cerdas dalam memilih makanan dan minuman yang sehat bebas dari bahaya bahan kimia dan bahaya biologis seperti ketika mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yakni selalu biasakan mencuci dengan air bersih yang mengalir. Dan jika untuk sayuran segar untuk tidak lupa menyiramnya dengan air panas. Begitupun ketika akan menyimpan makanan atau minuman, upayakan minimal dibawah suhu lima derajat celcius.
 
Sementara itu Sekda Muaraenim Hasanudin menyampaikan, bahwa dari hasil uji sampel yang dilakukan oleh tim ketahanan pangan Kabupaten Muaraenim terhadap buah impor dan sayur impor di tiga kecamatan yakni Kecamatan Muaraenim, Gelumbang dan Lawang Kidul, seperti pada Sayur bawang daun, terung ungu, tomat, anggur merah dan apel merah, yang diteliti di laborotarium di Jakarta, ternyata hasilnya negatif tidak mengandung zat berbahaya dan layak dikonsumsi. 
 
Namun meski bebas, pihaknya tetap menganjurkan masyarakat Muaraenim, untuk mengutamakan makan buah-buahan lokal, seperti markisa, strawberry, mangga, pisang dan lain-lain. Untuk itu, ia berharap dengan adanya kegiatan ini, bisa disosialisasikan oleh organisasi wanita sebagai ujung tombak di masyarakat yang dimulai dari keluarga masing-masing.

"Mulai saat ini, anak-anak kita jangan lagi jajan sembarangan. Bila perlu lebih baik buat sendiri, biar capek namun kesehatannya lebih terjamin terutama untuk keluarga sendiri," ujar Hasanudin.(khairlani)

No comments

Powered by Blogger.