Genjot Perekonomian Desa, Satu Desa Harus Punya Satu Produk Andalan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sanjoyo saat mengunjungi Desa Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (7/9).

PALEMBANG, oganpost.com - Guna mengenjot perekonomian di wilayah pedesaan, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sanjoyo mengungkapkan setidaknya di satu desa mempunyai satu produk andalan.

Melalui program satu desa satu produk akan mempermudah aktivitas perdagangan online (e-commerce) produk desa. Dengan begitu, jaringan pasar perdesaan akan menjadi semakin luas.

"Program desa online bisa kita kaitkan dengan E-Commerce, tapi kalau tidak ada produk unggulan dalam satu desa atau wilayah tertentu, untuk kita e-commerce juga susah. Saya ingin ke depan desa akan membantu kota, bukan kota membantu desa," ujarnya, saat mengunjungi Desa Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (7/9)

Menurutnya, selama ini banyak desa yang tidak fokus terhadap produk yang diolah untuk menjadi andalan dari daerah tersebut dengan demikian tidak memiliki skala ekonomi tertentu yang mampu mengangkat pendapatan masyarakat didaerah tersebut. " Nah, saat ini ada Perum Bulog yang akan turut membantu meningkatkan taraf perekonomian desa dengan program infrastruktur pasca panen," katanya.

Eko juga menjelaskan, lebih dari separuh masyarakat Indonesia saat ini berada di desa dan banyak diantaranya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, terdapat 74.754 desa di Indonesia yang jika diberdayakan, akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa untuk bangsa. "Tugas kami adalah bisa meningkatkan taraf hidup desa. Sudah saatnya kita tidak hanya fokus pada infrastruktur tapi sudah waktunya kita melakukan pemberdayaan ekonomi juga," ungkapnya

Ditambahkannya, aliran dana yang masuk ke desa baik Dana Desa dari APBN maupun Alokasi Dana Desa (ADD) dari pemerintah daerah tahun ini sekitar Rp 47 triliun, jika dirata-ratakan maka dalam satu desa akan mendapat kucuran sekitar Rp 1 miliar.

Namun, jika dana tersebut hanya difokuskan pada pembangunan infrastruktur maka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengangkat sector perekonomian di desa tersebut. Padahal, dana tersebut juga dapat dimaksimalkan untuk mendatangkan pendapatan ke desa. Salah satu upaya adalah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Sementara itu, Dirut Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan pihaknya mengupayakan untuk melakukan perbaikan infrastruktur pasca panen. Sebab pemerintah disebut masih belum peka atas infrastruktur pasca panen. " Jadi setelah panen, lahan ini akan diperbaiki kembali sehingga produktivitas panen di waktu berikutnya menjadi lebih baik," katanya.

Lanjutnya, perbaikan ini nantinya akan menyasar dari bagaimana alat panen yang bagus, mekanisasi, pengering gabah yang efisien dan ideal, sehingga mampu berdampak untuk mengurangi jatuhnya mutu produksi. Selain itu, Bulog juga berharap bisa memperbaiki sistem penyimpan beras agar bisa tahan lama dengan kualitas bermutu." Saat ini prosesnya masih dalam tahap kordinasi antar lembaga di kementerian terkait," tutupnya.(hms)

No comments

Powered by Blogger.