44 Sampel Makarel di Sumsel di Pastikan Bebas Cacing
Produk Makarel di Sumsel dengan nomor bets negatif. |
ONews, PALEMBANG – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 27 produk ikan makarel kaleng mengandung parasit cacing. Pihaknya pun instruksikan produsen ikan makarel agar menarik produknya dengan bets terdampak dari pasaran dan menghentikan sementara produksinya.
Ke-27 merek yang positif dengan nomor bets (kode produksi) tertentu yakni ABC, ABT, Ayam Brand, Botan, CIP, Dongwon, Dr Fish, Farmerjack, Fiesta Seafood, Gaga, Hoki, Hosen, IO, Jojo, King’s Fisher, LSC, Maya, Nago/Nagos, Naraya, Pesca, Poh Sung, Pronas, Ranesa, S&W, Sempio, TLC, TSC.
Pantauan hingga kemarin (30/3), merek-merek ikan makarel kaleng itu banyak dijual di warung, minimarket, supermarket, bahkan hipermarket, contohnya Indomaret, Alfamart, Giant Plaju, dan lainnya. Produk ikan makarel ini sudah umum dan banyak dikonsumsi masyarakat. Hanya saja, sulit memastikan apakah produk tersebut yang dimaksud mengandung parasit cacing atau bukan.
Tetapi, kalau melihat nomor registrasi BPOM RI rata-rata sama dengan produk yang dirilis harus ditarik dan dimusnahkan.
Kiyah (54), pedagang di kawasan Sentosa, Palembang mengetahui ke-27 merek ikan makarel kaleng itu, tapi tak tahu pasti mana yang ditarik atau tidak.
“Sepekan lalu, kita dengar hanya 3 produk ikan makarel dilarang. Sekarang jadi 27, hampir semua merek kena,” ujarnya, kemarin (30/3).
Jadi dia pun bingung mau jual lagi atau tidak.
“Kalau jual nanti takut ternyata berbahaya. Sekarang belum tahu harus bagaimana,” sebutnya. Dia pun berharap pihak terkait segera memberikan penjelasan.
Senada Ama (35), pemilik warung di Pasar Sentosa. “Banyak merek yang sama, tapi tak tahu mana yang mengandung cacing atau tidak,” imbuhnya.
Walau begitu, dia sendiri tetap akan jual produk ikan makarel selagi belum ada komplain dan imbauan resmi dari BPPOM atau Dinkes. “Kalau tak dijual rugi, modal dari stok barang belum kembali,” bebernya.
Di Pasar Km 5, seorang pedagang manisan, Jufri (25), menjelaskan, dia juga menjual beberapa merek ikan makarel kaleng, seperti Botan, ABC, dan lainnya.
“Saya juga tak tahu persis, apa yang ini mengandung cacing atau bukan. Jadi serba bingung kalau konsumen tanya, harus ada penjelasan dari BPPOM,” imbuhnya.
Indah, karyawan Indomaret di Jl Singadekane, Kayuagung OKI, mengaku, beberapa waktu lalu ada sarden merek Gaga, Botani, dan ABC sebagian ditarik supplier dan sebagian lagi masih dijual.
“Kami juga tak tahu yang seperti apa ditarik, karena kalau dilihat kemasannya masih sama seperti yang dijual, mungkin ada label yang berbeda,” akunya.
Di pasar modern, Marketing Communication PT Alfaria Trijaya Tbk Branch Palembang, Rendra Satria, mengaku setelah mendapat informasi dari BPOM, pihaknya langsung melakukan penarikan ikan makarel yang seluruh gerai.
“Jadi sekarang sudah aman, semua produk ikan makarel diduga ada cacing sudah ditarik dari peredaran,” terangnya.
Saat ini, Alfamart hanya menjual ikan sarden dengan 3 jenis merek, yakni ABC, Botan, dan Maya.
Kepala BBPOM Palembang, Dra Dewi Prawitasari APT MKes, mengaku, pihaknya langsung menindaklanjuti temuan BPOM Pusat dengan melakukan pengambilan sampel di pasar tradisional dan modern, toko, swalayan, serta distributor yang ada di tiga wilayah Sumsel, yakni Palembang, OKI, dan Musi Banyuasin.
“Kami mengambil 44 sampel dari 21 merek yang beredar,” imbuhnya.
Nah, hasil dari laboratorium, tidak ditemukan kandungan cacing dalam ikan kemasan kaleng yang diuji coba. Pihaknya juga mengecek tiga merek luar negeri sebelumnya yang dilarang beredar, yakni Farmerjack, IO, dan HOKI tetapi tidak ditemukan merek tersebut di lapangan. Jadi pihaknya menyatakan, produk ikan makarel kaleng di Sumsel aman dikonsumsi.
Hanya saja, Dewi mengingatkan konsumen agar tetap waspada memilih ikan kemasan kaleng.
“Jika kemasan penyok, berkarat, atau kembung, jangan dibeli. Sebab kemasan dalam dalam kondisi buruk terindikasi mengandung bakteri berbahaya,” katanya.
Selain itu saat membeli lihat kode yang tertempel di kemasan. Untuk izin BPOM 12 digit nomor sebagai kode yang diperbolehkan beredar, bisa juga cek di BPOM mobile. Jika tak tertera, sebaiknya jangan dibeli dan dikonsumsi.
Menurut Dewi, setiap perusahaan mengeluarkan kode produksi atau kode bets.
“Ini berbeda-beda. Jadi meskipun mereknya sama, belum tentu kondisinya sama juga. Yang ditarik oleh BPOM kan berdasarkan kode bets-nya,” tuturnya.
Di luar itu ya tetap aman. Cacing bisa muncul berasal dari bahan baku ikan yang diimpor. Kemungkinan ikan itu mengonsumsi zat berbahaya di laut sehingga menimbulkan cacing mikroskopik.
“Tidak hilang meskipun telah diproses dalam kemasan, dan tak bisa dilihat secara kasat mata harus dengan mikroskop,” ucapnya.
Sementara, Dinas Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumsel belum mau buru-buru menerbitkan surat penarikan produk ikan makarel. Sebab pemeriksaan 44 sampel oleh BBPOM semuanya negatif. Kepala Disperindag Sumsel, Yustianus mengaku surat imbauan penarikan tidak bisa dikeluarkan sepihak karena terkait kelangsungan bisnis usaha, harus melalui pengecekan yang detail sebelum ditarik.
“Tapi ini hasil cek BBPOM negatif. Kan penemuan cacing dalam ikan kemasan kaleng hanya produksi tertentu saja. Tidak semua produk dengan merek sama mengandung cacing,” sebutnya.
Dikatakan, setiap produk pabrikan memiliki kode bets. Yang ditarik kan produk dengan kode bets tertentu saja dari pasaran.
“Kalau kode bets berbeda, walau merek sama, tetap aman dikonsumsi,” bebernya.
Sejauh ini, pihaknya pun belum menemukan ikan makarel kemasan yang kode bets-nya sama di Sumsel seperti yang dirilis BPOM untuk ditarik dari peredaran.
Walau begitu, pihaknya bersama BBPOM tetap akan melakukan penelusuran hingga ke distributor untuk mencegah produk terlarang beredar.
“Kami akan langsung cek produk-produk ini hingga ke distributornya. Untuk memastikan kelayakannya,” sebutnya.
Kadisperindag OKI, Sudiyanto Jakfar mengatakan, pihaknya juga sudah menurunkan tim ke lapangan dan hasilnya belum di temukan ikan kemasan kaleng. “Tak tahu kalau di daerah lain,” terangnya.
Kepala Dinkes Prabumulih, dr H Happy Tedjo S MPH, juga menyebut pihaknya sidak langsung cek ikan makarel di sejumlah toko.
“Kita juga tak temukan yang mengandung cacing. Semua petugas puskesmas bersama Disperindag juga sudah cek hampir semua toko,” bebernya.
Kendati belum ditemukan, pihaknya tetap akan melakukan pemeriksaan dan mengingatkan pedagang agar menarik produk yang dekati expired date.
Kepala Disperindag Empat Lawang, Rudianto, mengaku juga belum menemukan produk ikan makarel yang harus ditarik.
“Belum ada juga laporan. Tapi waktu dekat kita akan memantau ke pasar,” sebutnya.
(red)
Ke-27 merek yang positif dengan nomor bets (kode produksi) tertentu yakni ABC, ABT, Ayam Brand, Botan, CIP, Dongwon, Dr Fish, Farmerjack, Fiesta Seafood, Gaga, Hoki, Hosen, IO, Jojo, King’s Fisher, LSC, Maya, Nago/Nagos, Naraya, Pesca, Poh Sung, Pronas, Ranesa, S&W, Sempio, TLC, TSC.
Pantauan hingga kemarin (30/3), merek-merek ikan makarel kaleng itu banyak dijual di warung, minimarket, supermarket, bahkan hipermarket, contohnya Indomaret, Alfamart, Giant Plaju, dan lainnya. Produk ikan makarel ini sudah umum dan banyak dikonsumsi masyarakat. Hanya saja, sulit memastikan apakah produk tersebut yang dimaksud mengandung parasit cacing atau bukan.
Tetapi, kalau melihat nomor registrasi BPOM RI rata-rata sama dengan produk yang dirilis harus ditarik dan dimusnahkan.
Kiyah (54), pedagang di kawasan Sentosa, Palembang mengetahui ke-27 merek ikan makarel kaleng itu, tapi tak tahu pasti mana yang ditarik atau tidak.
“Sepekan lalu, kita dengar hanya 3 produk ikan makarel dilarang. Sekarang jadi 27, hampir semua merek kena,” ujarnya, kemarin (30/3).
Jadi dia pun bingung mau jual lagi atau tidak.
“Kalau jual nanti takut ternyata berbahaya. Sekarang belum tahu harus bagaimana,” sebutnya. Dia pun berharap pihak terkait segera memberikan penjelasan.
Senada Ama (35), pemilik warung di Pasar Sentosa. “Banyak merek yang sama, tapi tak tahu mana yang mengandung cacing atau tidak,” imbuhnya.
Walau begitu, dia sendiri tetap akan jual produk ikan makarel selagi belum ada komplain dan imbauan resmi dari BPPOM atau Dinkes. “Kalau tak dijual rugi, modal dari stok barang belum kembali,” bebernya.
Di Pasar Km 5, seorang pedagang manisan, Jufri (25), menjelaskan, dia juga menjual beberapa merek ikan makarel kaleng, seperti Botan, ABC, dan lainnya.
“Saya juga tak tahu persis, apa yang ini mengandung cacing atau bukan. Jadi serba bingung kalau konsumen tanya, harus ada penjelasan dari BPPOM,” imbuhnya.
Indah, karyawan Indomaret di Jl Singadekane, Kayuagung OKI, mengaku, beberapa waktu lalu ada sarden merek Gaga, Botani, dan ABC sebagian ditarik supplier dan sebagian lagi masih dijual.
“Kami juga tak tahu yang seperti apa ditarik, karena kalau dilihat kemasannya masih sama seperti yang dijual, mungkin ada label yang berbeda,” akunya.
Di pasar modern, Marketing Communication PT Alfaria Trijaya Tbk Branch Palembang, Rendra Satria, mengaku setelah mendapat informasi dari BPOM, pihaknya langsung melakukan penarikan ikan makarel yang seluruh gerai.
“Jadi sekarang sudah aman, semua produk ikan makarel diduga ada cacing sudah ditarik dari peredaran,” terangnya.
Saat ini, Alfamart hanya menjual ikan sarden dengan 3 jenis merek, yakni ABC, Botan, dan Maya.
Kepala BBPOM Palembang, Dra Dewi Prawitasari APT MKes, mengaku, pihaknya langsung menindaklanjuti temuan BPOM Pusat dengan melakukan pengambilan sampel di pasar tradisional dan modern, toko, swalayan, serta distributor yang ada di tiga wilayah Sumsel, yakni Palembang, OKI, dan Musi Banyuasin.
“Kami mengambil 44 sampel dari 21 merek yang beredar,” imbuhnya.
Nah, hasil dari laboratorium, tidak ditemukan kandungan cacing dalam ikan kemasan kaleng yang diuji coba. Pihaknya juga mengecek tiga merek luar negeri sebelumnya yang dilarang beredar, yakni Farmerjack, IO, dan HOKI tetapi tidak ditemukan merek tersebut di lapangan. Jadi pihaknya menyatakan, produk ikan makarel kaleng di Sumsel aman dikonsumsi.
Hanya saja, Dewi mengingatkan konsumen agar tetap waspada memilih ikan kemasan kaleng.
“Jika kemasan penyok, berkarat, atau kembung, jangan dibeli. Sebab kemasan dalam dalam kondisi buruk terindikasi mengandung bakteri berbahaya,” katanya.
Selain itu saat membeli lihat kode yang tertempel di kemasan. Untuk izin BPOM 12 digit nomor sebagai kode yang diperbolehkan beredar, bisa juga cek di BPOM mobile. Jika tak tertera, sebaiknya jangan dibeli dan dikonsumsi.
Menurut Dewi, setiap perusahaan mengeluarkan kode produksi atau kode bets.
“Ini berbeda-beda. Jadi meskipun mereknya sama, belum tentu kondisinya sama juga. Yang ditarik oleh BPOM kan berdasarkan kode bets-nya,” tuturnya.
Di luar itu ya tetap aman. Cacing bisa muncul berasal dari bahan baku ikan yang diimpor. Kemungkinan ikan itu mengonsumsi zat berbahaya di laut sehingga menimbulkan cacing mikroskopik.
“Tidak hilang meskipun telah diproses dalam kemasan, dan tak bisa dilihat secara kasat mata harus dengan mikroskop,” ucapnya.
Sementara, Dinas Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumsel belum mau buru-buru menerbitkan surat penarikan produk ikan makarel. Sebab pemeriksaan 44 sampel oleh BBPOM semuanya negatif. Kepala Disperindag Sumsel, Yustianus mengaku surat imbauan penarikan tidak bisa dikeluarkan sepihak karena terkait kelangsungan bisnis usaha, harus melalui pengecekan yang detail sebelum ditarik.
“Tapi ini hasil cek BBPOM negatif. Kan penemuan cacing dalam ikan kemasan kaleng hanya produksi tertentu saja. Tidak semua produk dengan merek sama mengandung cacing,” sebutnya.
Dikatakan, setiap produk pabrikan memiliki kode bets. Yang ditarik kan produk dengan kode bets tertentu saja dari pasaran.
“Kalau kode bets berbeda, walau merek sama, tetap aman dikonsumsi,” bebernya.
Sejauh ini, pihaknya pun belum menemukan ikan makarel kemasan yang kode bets-nya sama di Sumsel seperti yang dirilis BPOM untuk ditarik dari peredaran.
Walau begitu, pihaknya bersama BBPOM tetap akan melakukan penelusuran hingga ke distributor untuk mencegah produk terlarang beredar.
“Kami akan langsung cek produk-produk ini hingga ke distributornya. Untuk memastikan kelayakannya,” sebutnya.
Kadisperindag OKI, Sudiyanto Jakfar mengatakan, pihaknya juga sudah menurunkan tim ke lapangan dan hasilnya belum di temukan ikan kemasan kaleng. “Tak tahu kalau di daerah lain,” terangnya.
Kepala Dinkes Prabumulih, dr H Happy Tedjo S MPH, juga menyebut pihaknya sidak langsung cek ikan makarel di sejumlah toko.
“Kita juga tak temukan yang mengandung cacing. Semua petugas puskesmas bersama Disperindag juga sudah cek hampir semua toko,” bebernya.
Kendati belum ditemukan, pihaknya tetap akan melakukan pemeriksaan dan mengingatkan pedagang agar menarik produk yang dekati expired date.
Kepala Disperindag Empat Lawang, Rudianto, mengaku juga belum menemukan produk ikan makarel yang harus ditarik.
“Belum ada juga laporan. Tapi waktu dekat kita akan memantau ke pasar,” sebutnya.
(red)
DAPATKAN FREECHIP DAN FREEBET !!
ReplyDeleteDENGAN BONUS DAN CASHBACK HINGGA 10 % !!!!
MARI BERGABUNG DENGAN KAMI Www.Zeusbola.com
Like Fanspage Bolavita di www.facebook.com/Zeusbola
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
LINE : Zeusbola
BBM : Zeusbola
WA : +85587961723
Bergabung Bersama Kami Di www.zeusbola.com
ReplyDeleteAGEN TERBESAR DAN TERPERCAYA Di Www.Zeusbola.com !
TUNGGU APALAGI!!! KUNJUNGI WEBSITE KAMI di BOLAVITA
Like Fanspage zeusbola di www.facebook.com/zeusbola
BONUS NEW MEMBER 10% !!!
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
BBM : ZeusBola
Whatsap : 087774238840
Line : zeusbola
WeChat : zeusbola
Bergabung Bersama Kami Di www.zeusbola.com
ReplyDeleteAGEN TERBESAR DAN TERPERCAYA Di Www.Zeusbola.com !
Nikmati Serunya Permainan Judi Online Bersama Kami
Like Fanspage zeusbola di www.facebook.com/zeusbola
BONUS NEW MEMBER 10% !!!
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
BBM : ZeusBola
Whatsap : 087774238840 ( NEW )
Line : zeusbola
WeChat : zeusbola
Ayo Mainkan Capsa Susun nya
ReplyDeleteLatih ketelitian mu menyusun kartu
Kalahkan semua lawanmu
Jadilah juara dalam permainan ini
Ingat , bermain Capsa susun hanya di Fifapoker
Mainkan sekarang hanya di https://goo.gl/7XOYCc
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
BBM : CSID303
Whatsapp : +6281326993756
website : www.Fifapoker.com
Bolavita Promo Spesial Piala Dunia 2018 Bonus Cash Back Hingga 15% Untuk Semua Member kami.!
ReplyDeleteUntuk Info Lebih Langkap Silakan Hubungi Kami Di :
whatup : +6281377055002
Wechat : Bolavita
Line : Cs_bolavita
BBM: D1A1E6DF (FULL) & D8DB1C57 (FULL) & BOLAVITA(NEW)
Coba dan Mainkan Sekarang
ReplyDeletePermainan baru dari IDN Poker
Pot Limit Omaha , permainan terbaru di Fifa Poker
Dapatkan Promo-promo menarik dari memainkan permainan ini
Ayo mainkan , dan jadilah pemenang di permainan ini
Ingat main Omaha hanya di Fifa Poker
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
BBM : CSID303
Whatsapp : +6281326993756
website : www.Fifapoker.co
Bolavita(titik)co ! Setiap Hari ada bonus menarik dari kami.
ReplyDeleteMinimal Depo 50rb sudah bisa bermain game judi online
FREE PENDAFTARAN !!! www.bolavita(titik)pro
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
WA : +6281377055002
BBM : BOLAVITA