OKI Targetkan Kasus "Stunting" Turun Jadi 15% pada 2019

HM Lubis SKM MKes

ONews, KAYUAGUNG - Kasus stunting (pertumbuhan terhambat/pendek) di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) cukup tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI menargetkan pada 2023 mendatang kabupaten ini bebas stunting dan tahun 2019 mendatang, angkanya optimis menurun dan berada di bawah 15 persen.

“Saat ini angka stunting di OKI masih 22,5 persen dan tahun ini ada lima kecamatan diintegrasikan dalam program 10 desa di lima kecamatan yakni Pampangan, Teluk Gelam, Pedamaran, Tanjung Lubuk dan Lempuing. Tahun depan lokasinya akan berbeda lagi,” kata HM Lubis SKM MKes, Kepala Dinas Kesehatan OKI, Selasa (24/7) lalu.

Upaya penurunan angka stunting ini, kata Lubis, harus dibarengi dengan dinas lainnya misalnya DPMD, Bappeda, PU dan lainnya untuk menurunkan angka kemiskinan.

“Karena jika Dinkes bergerak sementara yang lain tidak mendukung hal ini sulit tercapai. Pihak kecamatan juga harus membantu misalnya menggunakan Dana Desa membangun Posyandu terpadu sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat lebih mudah,” ungkap Lubis.

Dari hal tersebut, stunting ini biasanya akan dialami bayi sejak berada dalam kandungan, untuk itu asupan makanan sejak dalam kandungan memang harus dijaga dengan baik.

“Sosialisasi sudah gencar dilakukan, tinggal pelaksanannya secara nyata,” jelas Bonaria.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) OKI Hj Nursula SSos menambahkan, tindakan nyata dalam penanganan stunting ini sudah dilakukan penandatanganan sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan bebas stunting.
 

(red/ao)