5 Bahaya Makan Junk Food saat Buka Puasa dari Pakar UM Surabaya

Foto: ashishacoway/Pixabay/5 Bahaya Makan Junk Food saat Buka Puasa dari Pakar UM Surabaya

JAKARTA- Kebanyakan orang di Indonesia sudah terbiasa makan makanan yang cepat saji atau junk food untuk berbuka puasa Ramadan. Mulai dari gorengan, frozen food, makanan kaleng, hingga makanan manis.

Padahal makanan yang dilabeli junk food dikategorikan sebagai kelompok makanan yang gizinya sedikit atau bahkan tidak ada. Namun, tetap saja banyak orang Indonesia menyukainya sebagai makanan berbuka.

Hal ini karena makanan cepat saji terlihat enak dan menggoda selera. Kandungan lemak, garam, gula, dan bahan aditif sintetik dalam makanan ini disebut membuat rasanya menjadi lezat.

Berdampak Kurang Baik untuk Kesehatan

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) sekaligus Ahli Gizi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Pipit Festi Wilianarti menjelaskan makanan jenis junk food bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan.

"Jika dikonsumsi berlebih makanan ini justru memberikan dampak kurang baik untuk kesehatan. Saat berbuka puasa dianjurkan dengan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna, karena makanan yang mudah dicerna akan lebih cepat mengembalikan energi selama puasa," ucapnya dikutip dari laman resmi UM Surabaya, Senin (11/4/2022).

Pipit menjelaskan beberapa kelompok makanan yang tidak boleh terlalu sering dikonsumsi saat buka puasa seperti burger, pizza, kentang goreng, hot dog, atau olahan makanan gorengan.

5. Bahaya Mengonsumsi Junk Food saat Buka Puasa

Lebih lanjut Pipit menerangkan ada beberapa hal yang dapat terjadi jika terlalu sering mengkonsumsi junk food.

1. Kekurangan Nutrisi

Berbagai macam jenis junk food umumnya mengandung tinggi kalori. Namun kandungan zat nutrisi lainnya seperti protein, kalsium zat besi, vitamin A, C, D, dan E sangat rendah.

Jika sering memakannya maka kebutuhan tubuh tidak akan terpenuhi. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh akan menjadi lemah dan mudah penyakit dan infeksi.

2. Meningkatkan Asam Lambung

"Kedua meningkatkan asam lambung, bagi penderita gastritis, salah satu jenis makanan yang harus dihindari adalah junk food. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak ini, bisa merangsang asam lambung meningkat," terang Pipit.

Dosen FIK UM Surabaya mengatakan bahwa makanan junk food memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna. Selain itu makanan yang tidak tercerna dengan sempurna sehingga asam lambung dapat meningkat dan naik ke esophagus.

Jika asam lambung sudah naik, dapat menyebabkan perut terasa mulas, dada sakit, dan tenggorokan seperti terbakar. Tak hanya lemak, junk food juga mengandung kadar garam yang sangat tinggi.

Dengan menambahkan banyak garam dalam junk food, kandungan air di dalam makanan akan berkurang dan pertumbuhan bakteri pun melambat.

Hasilnya, junk food memiliki waktu penyimpanan yang lebih lama, ditambah lagi dengan pengawet makanan lainnya.

3. Peningkatan Berat Badan

Menurut Pipit, sering mengonsumsi makanan junk food juga bisa berpotensi meningkatkan berat badan.

"Risiko selanjutnya adalah peningkatan berat badan, junk food memiliki kandungan kalori, lemak, gula, dan garam yang tinggi, namun rendah serat, vitamin dan zat gizi penting lainnya. Sehingga ketika junk food dikonsumsi dalam frekuensi yang besar, sangat berisiko menyebabkan obesitas," paparnya.

4. Mengurangi Kepekaan Sensorik

Mengonsumsi junk food secara teratur ternyata juga akan mengurangi kepekaan sensorik khusus, sehingga menyebabkan ketagihan dan ingin makan lebih banyak lagi. Jumlah kalori yang dibutuhkan melebihi kebutuhan tubuh, sehingga berisiko obesitas.

5. Sembelit

Ketika kondisi perut dalam keadaan kosong setelah berpuasa, sebaiknya tidak langsung diisi dengan makanan berat seperti junk food karena mengganggu proses pencernaan.

Junk food yang terbuat dari roti putih atau nasi putih biasanya juga mengandung serat yang sedikit, sehingga bisa menyebabkan sembelit.

"Apalagi jika selama puasa, kecukupan kebutuhan cairan dalam tubuh dan serat yang kurang maka sembelit bisa semakin bertambah parah," tutur dosen UM Surabaya itu.(detik.com)




No comments

Powered by Blogger.