Kadis Perikanan OKI Paparkan Update L3S: Jejawi Sumbang Rp2,1 M, 121 Objek Dilelang Ulang 3 Desember

OGAN KOMERING ILIR, oganpost.com — Tahap pertama pelaksanaan lelang lebak lebung dan sungai (L3S) Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2025 resmi berakhir. Dari total 329 objek yang dilelang di 11 kecamatan, tercatat 121 objek belum laku dan akan kembali dibuka pada lelang tingkat kabupaten pada 3 Desember mendatang.

Kepala Dinas Perikanan OKI, Ubaidillah, menyampaikan perkembangan terbaru tersebut pada Rabu (19/11/2025) sore. Ia menjelaskan bahwa pada tahun ini harga standar secara keseluruhan kabupaten turun 10 persen dibanding tahun sebelumnya, sebuah langkah penyesuaian agar proses lelang tetap kompetitif dan terjangkau bagi para pengemin.

“Tahap pertama menempuh nilai sekitar Rp5,3 miliar di tingkat kecamatan. Meski belum seluruhnya laku, capaian ini tetap menunjukkan antusiasme masyarakat cukup tinggi,” ujar Ubaidillah melalui sambungan seluler.

Dari seluruh kecamatan yang mengikuti lelang, Kecamatan Jejawi mencatat pendapatan tertinggi, menembus lebih dari Rp2,1 miliar, sekaligus menjadi penyumbang terbesar dalam pendapatan tahap pertama ini.

Ubaidillah menjelaskan bahwa objek-objek yang belum habis dilelang pada tingkat kecamatan otomatis akan ditawarkan kembali pada lelang tingkat kabupaten pada 3 Desember 2025. Proses ini merupakan mekanisme tahunan untuk memastikan seluruh objek memiliki kesempatan terjual.

“Jika di kecamatan belum laku, kita naikkan ke kabupaten. Mekanismenya sama, namun peminat biasanya lebih luas sehingga peluang laku semakin besar,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ubaidillah kembali mengingatkan bahwa esensi L3S bukan semata-mata eksploitasi hasil perairan, tetapi mengandung nilai pelestarian.

“Kita menegaskan kembali bahwa konsep pelelangan ini berbasis pelestarian. Pengemin harus menjaga ukuran ikan yang ditangkap, menjaga kualitas lingkungan, dan menghindari praktik merusak habitat. Itu adalah ruh dari tradisi lebak lebung OKI,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa peserta bukan hanya penawar, tetapi juga pemegang amanah untuk menjaga keberlanjutan ekosistem perairan, termasuk dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Lelang lebak lebung, kata ubaidillah merupakan tradisi turun-temurun yang hanya dimiliki beberapa daerah di Sumatera Selatan. Bagi masyarakat OKI, kegiatan ini bukan sekadar transaksi, melainkan bagian penting dari budaya pengelolaan perairan secara arif dan berkelanjutan.

“Dengan demikian, capaian tahap pertama ini, kami optimistis bahwa pelaksanaan tingkat kabupaten pada 3 Desember nanti akan menyempurnakan hasil lelang dan memperkuat komitmen bersama untuk menjaga kelestarian perairan OKI.” ungkap ubaidillah (RIO)

No comments

Powered by Blogger.