Kisah Ibu Terpisah dengan Anak yang Tertimpa Reruntuhan Gempa Cianjur


JAKARTA -- Siti Atiqah (36) sempat terpisah dengan putri semata wayangnya, Nayah (11), saat gempa mengguncang berkekuatan magnitudo 5,6 Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11) siang. Warga Kampung Selahuni, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur itu bercerita saat gempa terjadi dia sedang berada di warung di dekat rumah untuk membeli keperluan sehari-hari. Sementara itu, Nayah tengah bermain di rumah seorang temannya.

"Pas gempa, Nayah lagi main di rumah temannya. Ibu lagi ke warung tuh saat terjadi gempa," kata Atiqah saat di wawancara CNNIndonesia.com di RSUD Sayang, Cianjur, Kamis (24/11).

Saat merasakan getaran kuat gempa, Atiqah pun langsung berlari tanpa alas kaki menuju rumahnya. Pandangan matanya dipenuhi pemandangan bangunan rumahnya yang telah hancur.

Ia panik dan meneriakkan nama Nayah sambil menangis. Dalam pikiran yang kalut, Atiqah sempat lupa bahwa Nayah sedang berada di rumah teman. Akhirnya, Atiqah menemukan Nayah di pos ronda tak jauh dari rumah. Nayah ditemuka tetangganya.

Kondisi putrinya luka-luka cukup parah dan menangis kesakitan di pos ronda. Ia pun langsung memeluk Nayah.

"Ibu ketemu sama Nayah pas dia sudah dievakuasi di pos ronda. Nayah saat itu lagi teriak-teriak menangis kesakitan, Ibu langsung peluk," katanya.

Menurut kesaksian tetangga Atiqah, Nayah ditemukan di teras rumah temannya dalam posisi telentang tertimpa reruntuhan rumah. Nayah, dikatakannya, memeluk temannya yang ternyata telah meninggal dunia.

Sebagian besar tubuh Nayah tertimpa, hanya kakinya yang terlihat di antara puing reruntuhan.

"Pas tetangga mencari di rumah temannya, Nayah posisinya telentang, kakinya ke atas. Jadi kakinya kelihatan duluan. dia lagi pelukan sama temannya di atasnya tertimpa reruntuhan rumah," tuturnya.

Atiqah pun meminta tolong kepada tetangganya untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit. Ia dan Nayah yang dalam kondisi luka-luka parah itu pun berboncengan dengan sepeda motor ke rumsah sakit.

"Ibu gendong Nayah di tengah, enggak pakai sandal. Nayah lukanya parah banget, di bagian wajah dan badan darah semua," katanya.

Ia mengatakan perjalanan ke rumah sakit ditempuh selama 30 menit. Akses perjalanan menuju rumah sakit saat itu cukup sulit akibat gempa. Selama perjalanan, tetangganya yang membawa motor sambil berteriak agar diberikan jalan. Atiqah sendiri tak henti-hentinya menangis melihat kondisi putrinya.

Dalam perjalanannya menuju RSUD Sayang, Nayah pun masih sempat menanyakan di mana sang ayah. Saat itu, suami Atiqah tidak ada di lokasi karena tengah bekerja di daerah Puncak, Kabupaten Bogor. Sang suami baru tiba di RSUD Sayang sekitar empat jam kemudian.

Atiqah bersyukur saat ini kondisi Nayah mulai membaik, meskipun masih ada sisa-sisa luka dan lebam di wajah.

"Alhamdulillah. Walaupun sekarang masih lebam, tapi enggak seperti kemarin-kemarin," katanya.(CNN indonesia)

No comments

Powered by Blogger.